"Di antara kesempurnaan nikmat Allah swt kepadamu adalah Dia memberimu rezeki yang membuatmu berkecukupan dan mencegahmu dari apa yang membuatmu kebablasan."
Salah satu rencana besar Allah swt adalah terus-menerus memberikan kesempitan, kesedihan, dan kekurangan, dalam rangka agar kesombongan, kelancangan, dan klaim kemampuan makhluk-Nya tak merajalela di bumi ini.
Beberapa waktu lalu saya bertemu rekan lama, dia seorang pengusaha, saya lihat kondisinya lumayan, mungkin bisnis yang dikelolanya cukup berhasil. "Alhamdulillah", gumamku.
Saya ingat beberapa tahun silam dia pernah mengalami suatu ujian yang berat atas perusahaan yang dikelolanya. Saat itu beliau sering mencurahkan isi hatinya pada saya dan menceritakan beratnya ujian yang dialaminya. Setelah setumpuk ikhtiar dilakukan, bisnisnya tak kunjung mendapatkan tanda-tanda akan selamat dari kebangkrutan. Bukan hanya bangkrut, ia bahkan akan terjerat utang usaha yang sangat besar. Sahabat saya itu bilang, utang puluhan milyar siap untuk menjerat lehernya.
Bukan saja sisi nominal yang membuatnya sesak, yang tak kalah beratnya, ia menanggung beban puluhan karyawan yang berada di perusahaannya. Intinya, menurut beliau, pada saat itu adalah masa yang sangat mengguncang jiwanya, makan tak enak, tidur tak lelap, dan segala hal yang tak enak lainnya menghampiri beliau.
Yang saya tahu, di sisi lain, usaha beliau bukan saja terkait pada sektor bisnis, tetapi beliau juga aktif dalam melakukan pembinaan usaha berupa pesantren di suatu desa terpencil. Pesantren itu tumbuh sehat, santrinya sekitar lima ratusan, tetapi jenis usahanya adalah nirlaba, atau tidak dikenakan biaya apapun terhadap santri yang sekolah di pesantren.
"Usaha pesantren ini untuk cash flow langit", begitu ujarnya setiap kali saya tanyakan kenapa dia serius sekali mengelola usaha nirlaba ini.
Saya jadi penasaran dan muncul rasa ingin tahu bagaimana caranya dia menyelesaikan masalah usahanya pada tahun-tahun silam. Karena saya melihat kondisinya saat ini jauh berubah, lebih sukses bila dibandingkan pada saat itu.
Beberapa kali saya pancing serentetan pertanyaan dan karena ketidaksabaran saya, barulah dia bersedia menceritakan kisahnya...
"Ya kawan karibku, tiada satu kekuatan yang dapat membantuku saat itu kecuali kekuatan Allah, tiada yang maha pengasih kecuali Allah pula, Dia lah yang memberikan jawaban dan jalan keluar kepadaku. Kami ini makhluk yang sangat lemah dan hina, dan Dia lah Maha Kuat dan Maha Kaya. Tiadalah kejadian itu terjadi kecuali menambah kualitas keimananku, akupun merasakan kasih sayang dan cinta-Nya.
Engkaupun tahu masalah yang aku hadapi saat itu, penuh dengan kesukaran, hati terasa sempit, aku ditinggalkan pula oleh kawan-kawan, tiada pihak yang ingin meringankan masalahku saat itu, semua pihak menekan, menekan dan menekan setiap waktu.
Pada saat usahaku jatuh, tiada akal lagi untuk mencari apa peluang pengganti usahaku itu agar bisa melunasi hutang usaha yang berjumlah milyaran itu, sama sekali tidak ada ide, tertutup. Walau demikian aku tetap melakukan berbagai ikhtiar mencari solusinya, hingga sampai pada suatu waktu aku pasrah terhadap apapun keputusan-Nya.
Sering kali aku lantunkan doa untuk diberikan jalan keluar atau yang terbaik, bahkan ribuan kali aku berdoa, bukan saja disaat solat, bahkan di dalam perjalanan pun tak lupa kami berdoa kepada-Nya, intinya lidah dan bibirku selalu basah dengan doa dan pujian.
Hari demi hari, minggu demi minggu, dan sekian bulan berlalu dalam kondisi tak menentu. Lalu sampailah pada satu saat aku berdoa di malam hari di tengah semua orang tertidur lelap, bersimpuh dan berdoa kepada-Nya, aku hanya ingat beberapa hadist dan kisah kekasihku dalam melantunkan doa-doanya. Kemudian dia bercerita mengenai dua kisah di atas.
Aku coba ikuti cara kekasihku, Muhammad, dalam berdoa pada saat yang genting, dan kusesuaikan redaksi doanya dengan kondisiku;
"Ya Allah, Engkau Maha Tahu kondisi kami ini, kami sedang dibebani masalah, dan Engkau tahu pula bahwa dari hasil usaha yang kami upayakan kami kelola pula sebuah usaha pesantren, Engkau tahu kami tidak memungut biaya apapun pada mereka.
Jika memang amal ibadah tersebut kami lakukan hanya untuk meraih keridhoan-Nya, mohon Ya Allah berilah jalan keluar untuk kami.
Ya Allah, kami khawatir jika Engkau tidak membantu hamba-Mu ini, kami khawatir keberlangsungan pesantren kami terhenti, akan kemana perginya santri-santri tersebut.
Ya Allah, aku sayang mereka, kami iba dengan wajah mereka. curahkan kasih sayang-Mu pada mereka, dengan menolong usaha kami Ya Allah.
Engkaulah yang Maha Mengetahui hati kami, ikhlaskanlah hati kami, dan lapangkan hati kami apapun yang engkau putuskan, dan kami yakin apapun keputusan-Mu adalah yang terbaik bagi kami."
Tak kusangka, doanya membuat jiwa saya bergetar dan emosiku terlibat, nyaris ku peluk sahabat saya itu, luar biasa makna dari doa tersebut.
Kemudian dia lanjutkan kembali, " Setelah kulantunkan doa tersebut, tak ku sangka dalam waktu yang sangat singkat kasih sayang-Nya telah membuka sebuah jalan keluar yang tidak terduga, ibarat pintu gua yang tidak mungkin terbuka dalam kisah yang ku ceritakan itu dengan izin-Nya menjadi terbuka."
Sambil menahan emosi, ia melanjutkan, "Tiba-tiba seseorang relasiku menawarkan suatu bisnis yang terbilang besar yang tidak pernah tersentuh oleh perusahaanku, bahkan bisnis tersebut di luar kapasitaasku secara materi maupun keahlian yang aku punya. Kala itu aku pikir bahwa peluang bisnis tersebut pastilah sudah diatur siapa pemenangnya, paling-paling kalau ikut partisipasi juga, ya paling hannyalah mengarak pemenangnya saja.
Saat itu, benar-benar aku tidak tertarik untuk memprosesnya. Kudiamkan saja. Tapi peluang itu datang lagi, datang lagi, dan hadir kembali. Karena sering kali peluang yang sama itu selalu hadir, kucooba beranikan diri untuk memprosesnya.
Apa yang terjadi selanjutnya sungguh tak tpernah kuduga. Kami mendapatkan ribuan kemudahan, kami memperoleh proyek tersebut dengan mudah, karena hanya perusahaan kami yang mengajukan proposal tender tersebut dan tidak ada pesaing sama sekali!
Kemana para kompetitor yang besar? Ke mana mereka semuanya? Muncul keanehan saat itu.
Bila dia memutusakan sesuatu, tidak ada satu pihak pun yang akan mampu menghambat-Nya! Ini semuanya kemudahan dari-Nya, Dia permudah seluruh proses tersebut. Dan dalam jangka waktu yang singkat kami mendapatkan keuntungan tiga kali dari jumlah hutang kami! Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Begitulah dia menceritakannya dengan penuh keharuan.
Selanjutnya saya tahu, teman saya itu menjadi orang yang selalu bersyukur dan dia yakin sekali bahwa pesantren tersebut telah menjadi amal andalan yang telah menjadi perantara doanya.
Kabar terakhiir yang kuterima, pesantren tersebut menjadi semakin beesar dan megah walaupun para santrinya tidak pernah terbebani oleh biaya apapun.
Nah, bagi para enterpreneur, tidak selamanya masa-masa menyenangkan hadir dari kehidupan seorang pengusaha, adakalanya masalah yang banyak terjadi justru sebuah ujian yang tidaklah ringan. Keberhasilan itu hadir setelah melewati masa-masa sulit. Bukankah layangan akan terbang tinggi bilamana ada angin yang menerpanya?
Atau mungkin, bagi seorang pengusaha, janganlah berpikir hanya mengembangkan usaha untuk meraih keuntungan materi saja, tetapi cobalah mulai dipikirkan sebuah usaha alternatif yang bermanfaat buat orang banyak, yang akan dijadikan cash flow langitnya. Bisa saja usaha-usaha tersebut akan dan telah menjadi amalan andalan, yang bilamana kita terhimpit suatu masalah ataupun ujian yang berat, bisa dijadikan perantara atau tawasul untuk permohonan doa kita kepada Allah swt.
Terakhir, selamat berdoa. Allah Maha Mendengar rintihan hamba-hamba-Nya
Ditulis oleh; zidni_dinan@yahoo.com
Sumber: Buku "MENEMBUS BATAS LOGIKA"(Eramuslim Oase Iman)
Buku ini berisi sekumpulan kisah inspiratif menarik dari realitas kehidupan yang terjadi di sekitar kita. Banyak hikmah yang dapat kita petik dari kisah-kisah mereka. Dengan membaca buku ini, InsyaAllah kita akan lebih bisa bersyukur dan menghargai apa yang telah diberikan Allah swt kepada hamba-Nya.
Bagi saudara yang tertarik dengan buku ini, silahkan hubungi No. Kontak yang tertera pada sisi kanan blog ini.
Rp 60.000,- (harga belum termasuk ongkos kirim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar