Siapa yang tidak kenal Kenari Djaja? Sebuah gerai kunci yang ada di kawasan kota Jakarta, yang sekarang dipimpin oleh Hendra B. Sjarifudin. Nama gerai itu, sejujurnya baru saya ketahui setelah membaca majalah motivasi Luar Biasa milik Andri Wongso. Dalam majalah tersebut, terdapat profil berdirinya Gerai Kenari Djaja yang memperjualkan segala macam jenis kunci sejak tahun 1967.
Menurut pengakuan Hendra B. Sjarifudin, berdirinya Gerai ini diawali oleh sikap bersahabat sang kakak, Husin B. Syarifudin yang seorang supir oplet (angkutan umum di Jakarta) kepada seorang penumpangnya. Husin adalah seorang supir oplet yang sudah tahu seluk beluk trayeknya, termasuk kawasan yang perlu diperhatikan penumpangnya karena adanya preman di beberapa lokasi. Dari obrolan dan sikap hangat Husin itu, si penumpang malah menawarkan Husin pekerjaan untuk mengantarkan barang di tokonya. Mengingat tawaran tesebut, akhirnya Husin menerimanya, tentunya setelah ia berdiskusi dengan keluarga.
Setelah dua tahun bekerja di toko itu, pada 27 Februari 1965 Husin mendirikan sebuah kios barang bangunan yang ia beli dari hasil menjual oplet. Kios itu diberi nama Kenari Djaja. Karena kurangnya dana untuk membeli barang dagangan, maka toko itu terlihat agak longgar.
Tahun 1967, Hendra, adik kandung Husin mulai bergabung penuh membantu kakaknya. Suatu ketika, Hendra kedatangan seorang salesman yang menawarwarkan kunci. Harga kunci dari salesman itu memang terbilang mahal, yakni Rp 8.500, di pasar Kenari sendiri harga termahal kunci adalah Rp 3.000.
Sikap Hendra yang dikenal ramah, lalu menawari salesman itu berisitirahat dan meminum teh di tokonya.
Melihat keadaan toko Kenari Djaja yang terlihat agak kosong, si salesman menawarkan Hendra untuk menjual kunci-kuncinya dengan sistem konsinyasi. Tidak hanya itu, dia juga mendanai toko Hendra dengan memasang rak-rak untuk memajang kunci-kuncinya .
Tiap ada kunci yang terjual dan juga mempertimbangkan agar uang hasil penjualannya tidak terjadi apa-apa, maka ia langsung menyetorkannya ke toko salesman. Karena dalam sehari, Hendra terlihat beberapa kali bolak-balik ke toko salesman. Akhirnya, si salesman memberikan tempo waktu dua minggu untuk menyetorkan uang penjualan, dan uang itu pun bisa dijadikan modal sementara buat Hendra.
"Saya kira ini ujian kejujuran yang diberikannya. Makanya saya harus jujur dan komitmen. Dan saya jaga komitmen itu. Setiap dua minggu saya setor," kata Hendra.
Hal yang sama juga terjadi ketika Hendra ingin membeli kunci di Singapura. Si pemasok kunci di Negeri Singa itu juga menawari Hendra sistem konsinyasi. Semakin lama, Toko Kenari Djaja semakin dikenal sebagai penyedia kunci terbaik.
Menurut Hendra kejujuran, komitmen, tulus, bersahabat, dan mau belajar adalah kunci suksesnya yang harus terus ditegakkan. Dan semua prinsip itulah yang membuat usaha yang dirintis oleh sang kakak, yang punya sikap bersahabat itu menjadi seperti sekarang ini. Sejumlah cabang telah dibangun, yang kemudian diiringi dengan reputasi bisnis yang semakin baik pula.
Referensi: Majalah Luar Biasa Andri Wongso
Referensi: Majalah Luar Biasa Andri Wongso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar